image

Wakil Ketua MPR: Pondok Pesantren Benteng Terakhir Penjaga Akhlak

Selasa, 28 April 2015 20:00 WIB

"Pesanteren adalah benteng terakhir dalam menjaga perilaku, moral dan akhlak dari anak-anak bangsa. Apalagi sejak Pancasila tidak lagi di kurikulum sekolah yang membuat  anak-anak menjadi individualistik," ujar Wakil Ketua MPR RI Mahyudin dalam acara silaturrahim dengan pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren (PP) Darussalam di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan,  Senin siang 27 April 2015.

Mahyudin menyatakan hal itu setelah mendengar aspirasi yang disampaikan pimpinan PP Darussalam yang merasa pendidikan swasta dianaktirikan oleh pemerintah. "Padahal kalau kita mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, tidak ada perbedaan antara sekolah  negeri dan swasta," ungkap KH. Khalilurrahman, Pimpinan Umum PP Darussalam.

PP Darussalam yang berkampus di Jl. KH. M. Kasful Anwar No. 9 Pasangan Martapura ini sekarang memiliki 12.500 santri terbagi dalam  berbagai unit sekolah, baik agama maupun umum. Dalam hal dana, pondok pesantren ini berjuang sendiri, sedangkan  bantuan pemerintah ada tapi nilainya sangat kecil. "Tapi, bagaimanapun kondisinya pendidikan agama harus tetap jalan, karena ini merupakan panggilan," ujar Kiai Khalilurrahman.

Kepada Wakil Ketua MPR, pimpinan PP Darussalam berharap, aspirasi mereka dapat diperjuangan di forum DPR. Menjawab permintaan ini, Mahyudin berjanji untuk membicarakan masalah ini dengan Presiden dalam kesempatan konsultasi pimpinan lembaga negara. Karena bagaimana pun juga, menurut Mahyudin, pesantren sangat strategis dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Dan, "MPR sangat berkepentingan agar bangsa ini menjadi bangsa yang kuat," katanya.

Pesantren sekarang ini, kata Mahyudin, menjadi alternatif pilihan bagi orang tua yang sibuk. Mereka karena kesibukannya,  tak lagi punya waktu untuk mengajar anaknya mengaji. "Supaya bisa mengaji, anak dititipkan ke pesantern. Dan, ini sudah menjadi tuntutan dunia modern," kata putra asli Kalimantan Selatan kelahiran Tanjung Tabalong yang pernah menjadi Bupati Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Sebelum melakukan silaturrahim kebangsaan dengan PP.Darussalam, pagi harinya di Pendopo Kabupaten Banjar di Martapura, Mahyudin memberikan pengarahan di depan Rapat Koordinasi Badan Komunikasi
Intelijen Daerah Kabupaten Banjar. Rapat ini dihadiri Bupati Banjar Sultan Khairul Saleh, Forum Muspida, para SKPD lingkup Kabupaten Banjar, dan Forum Camat.

Lalu sore harinya  Mahyudin memberi ceramah di depan KNPI dan generasi muda se Kabupaten Banjar di Aula STAI Darussalam, Jl. Perwira Tanjung Rema Martapura. Acara ini dihadiri anggota DPR/MPR H. Syaifullah Tamliha, Wakil Bupati Banjar Ahmad Fauzan Saleh, Ketua DPD KNPI Kabupaten Banjar Aliansyah dan beberapa anggota DPRD Kabupaten Banjar.